Kamis, 07 Juli 2011

Kan9en

Kan9en itu kamu....
kan9en itu tak tw wakTu..
kan9en itu taK tw diRi...
karna kan9en itu kamu...
kangen ini 9iLa...
kangen ini tak berujung,,,
kangen ini tak bertuan...
kangen ini tak beraja...
kangen ini tenyata kamu...
kangen kini kamu di sana...
kangen kini kamu tak tw...
kangen kini ingin bertemu...
kangen kini cm bisa merasa...
ternyata aku benar-benar kangen kamu...:)

Doa

Tuhan....masihkah Kau den9ar suara kami
di bumi y9 merintih kRn Cinta teLah per9i
n Luka haTi kini men9hampiri ra9a y9 Letih............
Tuhan...masikah Kau den9ar seruan kami
di tanah y9 9ersan9, merasa tak senan9
krn kekejian jiwa y9 9aran9.....
Tuhan.....masihkah Kau hadir, dalam diri y9 sepi
mengharap kasih tulus murni....dalam sanubari terkasih...
di sini...aq menanti jawab dr san9 PemiLik buMi ini....

Rancangan pengajaran Ulangan 15:7-11

Rancangan Pengajaran Ibadah Keluarga, Rabu, 06 Juli 2011

Bacaan Alkitab: Ulangan 15:7-11

“Bukalah Tangan Lebar-lebar”

Pendahuluan
Orang miskin biasanya disebut sebagai orang yang tidak mampu. Namun, dalam konteks kehidupan kita saat ini, orang miskin dapat dikategorikan:
1.    Miskin mutlak à tidak mampu membiayai kehidupannya, baik sandang, pangan, papan
2.    Miskin Relatifà kita akan selalu merasa miskin ketika ada yang ‘lebih’ dari kita, kita akan merasa tidak mampu ketika ada yang ‘lebih kaya’ dari hidup kita yang sekarang, contoh: kita punya mobil motor bebek biasa, ada yang lebih kaya dari kita yang punya motor Harley Davidson (relative)
3.    Miskin Hatià jangan diartikan secara harafiah, artinya bahwa ada orang yang mampu, namun tak punya hati untuk memberi. Ada orang yang kaya tapi tak punya keinginan hati untuk berbagi

Saat ini, ketika berbicara soal kemiskinan (kehidupan, situasi, keadaan) dan orang miskin (yang mengalami) dalam konteks bacaan Ulangan 15:7-11,,,apa dan siapa orang miskin itu?
Mari kita lihat lebih jauh bacaan ini:

Pemahaman Teks
Secara sederhana Orang Miskin yang dikategorikan dalam bacaan ini, adalah orang yang tidak mampu membayar  hutangnya (ay.2-4). Orang yang tidak dapat membayar hutang sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu pada akhir tahun ke-tujuh (ay.1).
Dalam Nats ini dapat dibagi 2 bagian:
1.    Ayat 1-6
Tahun ketujuh yaitu tahun penghapusan hutang, adalah jangka waktu terakhir yang diberikan kepada umat yang berhutang, apakah mereka sanggup membayar hutang atau tidak. Penekanannya dalam bacaan ini ketika yang berhutang itu adalah sesama dan saudara (ay.2 ) ketika mereka tidak mampu membayar selama waktu yang ditentukan maka diberlakukan penghapusan hutang. dengan tujuanàagar tidak ada orang miskin diantaramu (ay.4)à Berkat Tuhan mengalir, lewat ketaatan dan kesetiaan umat kepada perintah Allah.  (5-6)
Dari sini kita dapat melihat alur dari bacaan: ada perintah Allahàsikap manusia meresponi perintah ituàakibatnya bagi manusia ketika mentaati
2.    Ayat 7-11
Satu dari tiga kewajiban agama Yahudi adalah bersedekah. Yang lainnya: berdoa (6:5-13) dan berpuasa (6:16-18). Dalam melaksanakan kewajiban agama itu, Tuhan Yesus menekankan pentingnya  kerendahan hati dan bukannya kesombongan. Jangan sombong saat bersedekah, jangan sombong saat berdoa, jangan sombong saat berpuasa. Bersedekah atau berderma artinya memberi sesuatu, makanan atau bantuan uang  bagi orang yang berkekurangan dan miskin. Kewajiban bersedekah diperintahkan dalam Ulangan 15:7-11 saat umat Tuhan hidup dalam berkat Allah. Diajarkan bahwa bersedekah kepada orang miskin adalah kehendak dan perintah  Allah: “jangan engkau menegarkan hati … tetapi engkau harus membuka tanganmu lebar-lebar baginya… janganlah engkau berdukacita apabila engkau memberi kepadanya sebab oleh karena hal itulah Tuhan Allahmu akan memberkati engkau dalam segala pekerjaanmu dan dalam segala usahamu.”
Jelas pula ada alur yang sama berlaku: ada perintah Allahàsikap umat meresponi perintah Allahàakibat bagi umat yang mentaatinyaàRealitas hidup yang dihadapi dan perintah Allah

Perintah Allahyang dapat dimaknai secara sederhana:
1.    Janganlah menegarkan Hatià  bersikap apatis (tidak peduli), tidak peka
2.    Membuka tangan lebar-lebar à memberi dengan ketulusan dan kejujuran (lengkapnya di ay.11)
3.    Jangan hatimu pikiran dursilaà berpikiran dan bertindak jahatàtidak ada pengampunan, tidak ada belas Kasih (ay.9)
4.    Memberi dengan limpahnyaà memberi apa yang ada pada kita (sesuai kemampuan) dan sesuai kebutuhan orang yang diberi (ditolong)
5.    Jangan hatimu berdukacitaà memperhitungkan pemberian, ketika memberi merasa berkurang, merasa menyesal, tidak ada sukacita

Akibat Mentaati:
Tuhan memberkati dalam segala pekerjaan dan dalam segala usahaà ada kata segala artinya keseluruhan hidup umat yang bekerja dan berusaha (bukan sebagian, atau sepotong) atau hanya pada masa tahun pengahpusan hutang, tapi berlaku selamanya Berkat Tuhan itu.

Realitas yang dihadapi (ay.11)
Orang Miskin tidak hentinya akan ada dalam negeri itu (ay.11)à maknai kata tidak hentinya, artinya terus menerus akan dijumpai, dan secara terus menerus pun harus membuka tangan lebar-lebarà akumulasi perintah yang harus ditaati (5 point di atas), penekanannya terdapat pada kata membuka tangan lebar-lebar artinya memberi dengan ketulusan dan kejujuran
 Makna kata membuka berarti :
a.    ada kesediaan diri untuk berbagi,
b.    menyambut mereka yang tertindas dan miskin,
c.     merangkul mereka yang tak berdaya,
d.     Adanya kerendahan hati untuk berbagi
e.    Menerima mereka dengan penuh kasih
f.    Memberi dengan ketulusan
Makna Lebar-lebar berarti:
a.    Tidak ada batasan untuk mengasihi
b.    Tidak ada tuntutan ketika memberi
c.    Memberi dengan kejujuran (tidak setengah-setengah, apa adanya bukan ada apanya)

Pemahaman Teologi
Perintah atau praturan ini merupakan penjabaran yang dinyatakan oleh Allah dari pemberian 2 loh Batu kepada Musa. Hal ini diulang lagi dalam konteks kehidupan umat Israel di kitab ulangan. Agar mereka menyadari bahwa karaya pembebasan dan keselamatan mereka boleh terjadi hanya karena Kasih Karunia Allah. Peraturan ini bukan saja membuat umat Israel hidup dalam kepedulian terhadap sesama, tetapi hidup di dalam kasih Karunia Allah yang harus diejahwantahkan dalam kasih terhadap sesama. Itulah makna Teologis-Humanis yang ingin dijelaskan dalam bacaan ini, bahwa ketika mereka mengasihi orang yang berkekurangan (orang miskin) sesungguhnya mereka mengasihi Allah. Tolok ukur mereka memberi bantuan, pertolongan, membuka tangan lebar-lebar adalah Kasih Allah, bukan karena mereka memiliki kemampuan yang lebih, bukan karena mereka kaya. Sesungguhnya ketika umat melakukan perintah tersebut, itulah wujud ungkapan syukur mereka atas karya pembebasan dan keselamatan yang Allah nyatakan, dan Allah pun menyatakan berkat dalam segala hal atas kehidupan umat yang bekerja dan berusaha. Ingat bahwa berkat Tuhan dapat dirasakan melalui pekerjaan dan usaha umatà bukan ongkang-ongkang kaki, bersantai-santai saja.
Pengejawantahan Kasih Tuhan yang harus dinyatakan dalam kehidupan sesama haruslah juga dengan penuh Kasih (seperti yang dijelaskan diatas)à perwujudan pemberian yang penuh kasih dalam bacaan saat ini adalah ‘Membuka tangan Lebar-lebar’(penjelasan di atas).




APLIKASI
Kemiskinan adalah realitas yang kita jumpai sampai detik ini. Yang menjadi pertanyaan  kita bersama adalah  bukan mengapa kemiskinan itu terjadi?bukan menagapa ada orang miskin? Tapi Bagaimana kita selaku Gereja dapat mengambil bagian dalam mengentaskan Kemiskinan itu?
Kerap kita berpikir, bahwa persolan kemiskinan adalah urusan pemerintah daerah atau kota sehingga muncul perilaku dalam kehidupan bermasyarakat ada orang-orang yang ‘senang lihat oarng susah’ dan’ susah lihat orang senang’, orang-orang seperti ini dikategorikan sebagai orang yang apatis (tidak peduli), mementingkan keegoan diri, tidak peka terhadap realitas yang terjadi. Dan Ibu kota Jakarta menjadi bukti konkrit hal tersebut. Ada juga orang yang ketika menolong ya semaunya saja, ‘ada uang kecil ya kasih sedekah, ga ada uang kecil ya lewatin aja’. Nah, dalam konteks kehidupan bergereja kita juga kerap kali menjumpai realitas seperti itu, bahkan sangat parah ketika ada orang yang ingin membantu, menolong hanya supaya namanya dapat terpajang dalam daftar donatur di warta jemaat, sangat ironis. Padahal harusnya kita merasa bersyukur ketika Gereja telah melaksanakan panggilannya dalam Tridharma Gereja (persekutuan,kesaksian, pelayanan) namun apakah perilaku/sikap/perbuatan memberi hanya karena panggilan Gerejawi bukan panggilan hati nurani?
Dari bacaan Ini ada hal penting yang dapat kita maknai:
1.    Jadikan Tuhan sebagai Kepala Gereja dan kepala Daerah, Kepala Negeri, Kepala Bangsa.
Terkadang sebagai orang percaya, kita hanya terpola pada peran Tuhan Yesus sebagai kepala Gereja, sehingga kerapkali kita bersikap ekslusif menyatakan kasih Tuhan dalam hidup kita, yang hanya kita peruntukkan bagi orang-orang yang ada dalam gereja. Memang itu tidaklah salah, tapi pernahkah kita berpikir dan memaknai bahwa Karya keselamatan Tuhan Yesus tidak hanya diberikan sebatas tembok Gereja? Tidak hanya sebatas orang Kristen saja? Mari ubalah pola pikir kita, coba kita bayangkan bagaimana kalau Tuhan Allah dalam Yesus Kristus yang jadi Pemimpin/Kepala Daerah kita? Perubahan apa yang kita akan alami?coba kita bayangkan bagaimana kalau Yesus menjadi Pemimpin Bangsa kita, perubahan apa yang akan terjadi? Pasti hidup ini penuh dengan Kasih dan bermuara pada Damai Sejahtera umat. Dengan hal itu kita dapat menyadari bahwa ketika Kita menjadikan Tuhan sebagai kepala Negeri, daerah, bangsa, kita mampu meneladani kasihNya yanga dapat kita berlakukan bagi sesama manusia. Bukan dalam rangka mengkristenkan, tapi mengKristuskan, artinya menyatakan Kasih Tuhan dalam hidup sesama. Teladan Tuhan yang kita ejahwantahakan dalam hidup kita dan sesama
2.    Sikap memberi adalah Wujud mengasihi Tuhan dan sesama
Jangan pernah berpikir bahwa ketika kita memberi, karena kita berkelebihan. Kita memberi Karena Tuhan telah lebih dulu memberi bagi kita melalu Pemberian Diri-Nya di Kayu salib untuk menebus dosa dan kesalahan kita. itulah Kasih karunia yang Ia limpahkan dalam hidup kita. ketika Kasih itu kita miliki, kita diinginkan untuk menyatakannya juga bagi orang lain dalam wujud memberi, memberi hati kita, hidup kita, apa yang kita miliki untuk berbagi kepada sesama. Sebab ketika kita melayani mereka yang berkekurangan, sesungguhnya kita telah melayani Tuhan. Memberi dengan membuka tangan yang lebar-lebar pada intinya adalah bagaimana kita meneladani Hidup Yesus yang senantiasa memberi kehidupanNya bahkan DiriNya bagi Kita umat manusia. Kita adalah orang-orang yang tidak punya, kita adalah orang yang miskin, namun kita diperkaya dalam Tuhan, kita menjadi Punya dalam Tuhan, kita dimampukan dalam Tuhan lewat DiriNya. Sebab itu dalam memberi dibutuhkan kerendahan hati, kepekaan nurani  dalam seluruh eksistensi diri. Contoh konkrit: ikut mengambil bagian dalam kegiatan PelKes:membuka klinik kesehatan yang gratis diperuntukkan bagi masyarakat sekitar, membentuk tim untuk menolong korban bencana, memfollow up (menindaklanjuti) pertolongan kepada korban pasca bencana (pemulihan fisik, psikis, dsb)à yang telah dilaksanakan oleh Bidang PelKes GPIB seminggu yang lalu di daerah pasca gempa
3.    Tuhan Memberkati kita agar kita jadi berkat bagi sesama
Berkat Tuhan adalah perwujudan dari Ungkapan syukur kita. artinya kita bersyukur karena Tuhan senantiasa menyatakan berkatNya  dalam seluruh/segala  kehidupan kita. orang yang tidak pernah bersyukur adalah orang yang tidak pernah merasakan berkat itu asalnya dari Tuhan (sehingga sll ada rasa tidak puas, sungut-sungut, menggerutu). Berkat Tuhan yang diberikan bukan hanya untuk kita nikmati dan rasakan, bukan hanya agar kita terberkati tapi agar kita mampu jadi berkat bagi sesama. Bagaimana caranya menikmati Berkat Tuhanà menyatakan ketaatan dan kesetiaan pada Tuhan dengan  melakukan segala perintahNyaàmengasihi sesama tanpa membedakan latar belakang kehidupan seseorang, yang pasti adalah keinginan untuk memberi.
Ilustrasi: ada satu kisah tentang seorang pemuda  gelandangan yang ditabrak motor. Membuat ia terjatuh dan terluka parah, Seorang bapak menghampiri hendak menolongnya, tetapi sebelum menolong, ia bertanya dulu, “ kamu orang Kristiani atau bukan? Pemuda itu menjawab, ‘ya, saya Kristiani” si bapak bertanya lagi “Protestan atau katolik”? pemuda itu menjawab:” “protestan”. Eh, sibapak masih bertanya, “Protestannya kaharismatik, Lutheran atau calvinis? Pemuda itu makin meringis kesakitan.
Cerita ini hanya joke, tp kadang joke dapat mewakili realitas yang sesungguhnya. Ketika kita menolong, membantu, berempati terhadap orang yang miskin, itu karena kita sukacita dan sukarela, bukan hanya karena ada program kerja, bukan karena tugas gereja dlm tri panggilan gereja sj, tapi karena kita memang ingin memberi dari hati nurani, hendak menolong dengan penuh Kasih. AMIN

Selamat menyusun bahan Khotbah

Salam,


Vik. FMB J

Pemahaman Alkitab untuk PKP


Pemahaman Alkitab
PELKAT PKP GPIB “SHALOM”
01 Juli 2011

“Hidup Konsumtif? No Way”

Suatu pemahaman Teologis-etis bagi Persekutuan Kaum Perempuan dalam menatakelola Berkat Tuhan

Tujuan Pengajaran:
1.      Agar warga Jemaat (PKP) mengerti Tujuan Allah melalui pemeberian-Nya
2.      Agar warga jemaat (PKP) memahami dan menghayati akan Berkat yang Allah nyatakan harus digunakan secara bertanggung jawab
3.      Agar warga jemaat (PKP) didorong untuk selalu mengucap syukur atas setiap berkat yang diperoleh


Bacaan Alkitab: I Petrus 3:1-6

Penngantar
Ada kisah seorang wanita kaya sedang berjalan-jalan ketika di datangi seorang wanita tunawisma yang namapak kotor yang meminta uang Rp.5000,- untuk makan malam. Lalu sang wanita kaya itu mengeluarkan dompet dan mengambil uang 5 lembar Rp.100.000,00= Rp.500.000,00 lalu bertnya, “jika saya memberikan uang ini, maukah kau membeli perhiasan ketimbang makan malam?” “tidak, saya sudah tidak pernah memakai perhiasan lagi bertahun-tahun yang lalu,” ujar wanita tunawisma itu. “kalau begitu maukah kau menggunakannya untuk belanja ketimbang membeli keperluan penting lainnya?” Tanya wanita kaya itu, “tidak, saya tidak mau menghabiskan waktu untuk belanja” ujar wanita itu.”saya harus melanjutkan semua waktu untuk bertahan hidup.” “ehmmm,,kalau begitu maukah engkau menghabiskan uang yang saya beri ini di salon kecantikan ketimbang membeli makanan?” Tanya sang wanita kaya. “apakah anda gila nyonya?” jawab wanita tunawisma tsb.”saya sudah tidak lagi merawat rambut saya kurang lebih 20 tahun”
Lalu sang wanita kaya berkat, “baiklah kalau begitu, saya akan membawamu kepada suami saya”…”tunawisma itu menjawab: “apa,nyonya apakah anda tidak melihat diri saya ini, saya sangat kotor, pasti suami anda akan jijik melihat saya”
“justru karena itu saya mengajak anda bertemu suami saya, saya ingin tunjukkan apa jadinya seorang wanita yang tidak pernah ke salaon, belanja, menghabiskan waktu untuk shopping, beli perhiasan, jadinya akan seperti anda ini”
Apa makna dari cerita di atas? Kebanyakan perempuan lebih ingin kelihatan cantik daripada kelihatan berhikmat/pintar, sebab lelaki lebih pandai memilih daripada menilai. Kebanyakan kita perempuan lebih memperhatikan tampilan fisik, belanja, ngemall, dan akhirnya terjebak pada budaya hidup konsumtif. Lebih pada kepuasan fisik, bukan batiniah.
Konsumtif dari Kamus besar bahasa Indonesia Konsumtif berasal dari kata dasar Konsumsi yang berarti pemakaian barang hasil produksi (bahan pakaian, makanan, dsb); 2 a barang-barang yg langsung memenuhi keperluan hidup kita;  Sedangkan untuk arti kata konsumtif sendiri perilaku yang bersifat konsumsi (hanya memakai, tidak menghasilkan sendiri):; 2 bergantung pd hasil produksi pihak lain.
Secara sederhana perilaku Konsumtif adalah suatu tindakan yang hanya sekedar memakai, membeli secara berlebihan, tanpa menghasilkan sendiri, yang mengarah pada kemewahan, dan berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal dan memberikan kepuasaan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata.
Adapun Menurut seorang pakar ekonomi bahwa seseorang yang konsumtif mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Membeli produk untuk menjaga status, penampilan, dan gengsi.
2. Memakai sebuah produk karena adanya unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan produk tersebut.
3. Adanya penilaian bahwa dengan memakai atau membeli produk dengan harga yang mahal akan menimbulkan rasa percaya diri.
4. Membeli produk dengan pertimbangan harga bukan karena manfaat dan kegunaannya.
5. Membeli karena kemasan produk yang menarik.
6. Membeli produk karena iming-iming hadiah.
7. Mencoba produk sejenis dengan dua merk yang berbeda.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif merupakan suatu perilaku membeli barang-barang dan jasa yang sifatnya kurang diperlukan dan hanya mementingkan faktor keinginan dan kesenangan dibandingkan dengan faktor kebutuhan.
Apakah kita pernah berperilaku seperti ini?sebagai perempuan, ya pasti kita mempunyai naluri belanja, jalan-jalan, shopping. Hal itu tidaklah salah, namun akan keliru ketika seluruh hidup kita orientasinya hanya belanja, apalagi yang tidak perlu. Seorang Perempuan Kristiani, seorang istri, seorang ibu harus menggunakan uang dengan penuh hikmat. Jangan hedonis dan konsumtif.
Saat ini kita akan memaknai lebih jauh bagaimana seorang perempuan, istri, ibu, dapat memaknai perannya dalam seluruh tugas tanggung jawab kehidupan secara Alkitabiah tanpa berperilaku konsumtif.
Pemahaman Teks I Petrus 3:1-6
Petrus memberi tahu bagaimana seorang istri harus bertindak supaya menuntun suaminya yang belum selamat kepada Kristus.
1) Dia harus tunduk kepada suaminya dan mengakui kepemimpinannya dalam keluarga (Ef 5:22).
2) Dia harus berkelakuan murni dan saleh, disertai sikap lembut dan tenang (ayat 1Pet 3:2-4;
3) Dia harus berusaha untuk menyenangkan suaminya lebih dengan kelakuan dari dengan kata-kata.
1Ptr 3:3-4 - PERHIASANMU IALAH MANUSIA BATINIAH. Nas : 1Pet 3:3-4 Perhiasan yang terlalu mencolok atau mahal bertentangan dengan sikap kesederhanaan yang diinginkan Allah dari seorang istri Kristen
Perhiasan yang terlalu mencolok atau mahal bertentangan dengan sikap kesederhanaan yang diinginkan Allah dari seorang istri Kristen (1Tim 2:9).
1) Yang dinilai tinggi oleh Allah di dalam diri seorang istri Kristen ialah sikap yang lemah lembut dan tenang (bd. Mat 11:29; 21:5) yang berusaha untuk memuliakan Dia dengan menyerahkan dirinya untuk menolong suami dan keluarganya mencapai kehendak Allah dalam hidup mereka.
(a) Kata sifat "lembut" menggambarkan suatu sikap sederhana yang terungkap dalam kerendahan hati yang halus dan kepedulian terhadap orang lain (bd. Mat 5:5; 2Kor 10:1; Gal 5:23).
(b) Kata sifat "tenteram" menunjuk kepada suatu sikap yang tidak riuh dan tidak menimbulkan keributan. Dengan kata lain, Allah menyatakan bahwa kecantikan yang sejati adalah soal sifat dan bukan hiasan.
2) Istri-istri Kristen harus tetap setia kepada Kristus dan Firman-Nya di dalam dunia yang dipengaruhi oleh materialisme, gaya-gaya manipulasi, pengutamaan diri, perhatian berlebihan terhadap hal lahiriah, dan menganggap rendah nilai-nilai rumah tangga dan keluarga.

Bahan Diskusi
1.      Menurut Ibu-ibu, Apa yang ibu-ibu pahami tentang bacaan kita di ayat yang ke-3?(bisa dijabarkan)
2.      Bagaimana pemahaman ibu-ibu tentang kalimat “tunduklah kepada suamimu” di ayat 1?
3.      Bagaimana sebanarnya menjadi seorang Perempuan/wanita yang mampu jadi teladan bagi anak-anak, jadi pendamping bagi suami, jadi pengelolan dalam Rumah tangga Krsiten?


Jakarta, Vik.FMB

Pemahaman Alkitab untuk PKB


Pemahaman Alkitab
PELKAT PKB GPIB “SHALOM”
28 Juni 2011


“KARYAWAN YANG MELAYANI”

Sebuah analisa serta pemahaman Teologis-kritis terhadap peran Persekutuan Kaum Bapak saat berkarya dalam pelayanan dan melayani dalam berkarya

Tujuan Pengajaran:
1.      Agar warga jemaat (PKB) mengerti tujuan Allah dalam kehidupannya

2.      Agar warga jemaat (PKB)  memahami dan menghayati bahwa Allah yang berkarya juga menginginkan umat-Nya untuk berkarya

3.      Agar warga jemaat (PKB) didorong menerapkan karya/kerja sebagai bentuk pelayanan kepada Tuhan dan sesama yang membawa Damai Sejahtera


Bacaan Alkitab: Kejadian 2:4a-22

Pemahaman dan Pekmaknaan Tema
Ada dua hal yang perlu disoroti dalam tema PA oleh PelKat PKB GPIB “SHALOM” yaitu kata Karyawan dan kata Melayani, sebelum kita masuk pada pemaknaan Alkitab, kita memahami terlebih dulu 2 kata di atas:
Ø  Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, Karyawan adalah: orang yg bekerja pd suatu lembaga (kantor, perusahaan, dsb) dng mendapat gaji (upah); pegawai; pekerja; secara etimologis, Kata Karyawan berasal dari 2 suku kata yaitu Karya dan Wan. Karyaà berarti pekerjaan, hasil perbuatan; buatan, ciptaan sedangkan Wanà berarti tuan, malini (male), mempunyai bentuk maskulin bisa dikatakan laki-laki.
Jadi, dapat dikatakan pengertian Karyawan adalah seseorang (pria) melakukan sesuatu pekerjaan dan bekerja untuk menghasilkan sesuatu karya. Artinya kerja adalah bagian dari karya. Bisa dipahami seperti ini, seorang penulis buku, pekerjaannya adalah menulis, setiap hari ia menulis, tetapi karyanya sebagai penulis buku, dapat terlihat konkrit adalah ketika ia boleh menghasilkan sebuah buku. Bukan hanya lembar demi lembar tulisannya yang menjadi pekerjaannya sehari-hari. Karya akan nampak ketika seseorang menghasilkan sesuatu dari pekerjaannya.
Sesuatu yang dikerjakan dan menghasilkan sesuatu oleh Karyawan tentunya mengikutsertakan pikiran, tenaga dan waktu dan harusnya hasilnya adalah sebuah karya. Nah, yang menjadi persoalan adalah ketika seorang karyawan kurang menyadari betul hasil yang ia peroleh dari pekerjaannya yang dikatakan sebagai suatu karya. Sebab orientasi yang paling umum dicari dan diinginkan hanyalah Uang (Materi) yang hanya dapat memenuhi kebutuhan manusia secara lahiriah semata, secara ragawi, dan jasmani. Kurang menyentuh kepuasan batin dan hati nurani. Sehingga mengapa semakin maraknya kita jumpai para koruptor, karyawan yang menjadi ‘penjilat’, karyawan yang hanya bekerja duduk main game dari pagi hingga sore, karyawan yang hanya sibuk mencari nasi bukan ‘menghidupkan’ anak istri, karyawan yang hanya menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi, karyawan tak dapat memberi diri dan mengabdikan diri. Namun, di sisi lain kita juga  menemukan Karyawan yang mengabdikan diri, bagaimana seorang guru ia bekerja sebagai pengajar, namun ia pun berkarya menghasilkan murid-murid yang menjadi berpendidikan. Bagaimana seorang penyanyi di caffe bekerja melalui malam demi malam, ia tidak hanya sekedar mencari uang, tapi juga menghibur pendengar lewat suaranya yang merdu, bagaimana juga seorang pengusaha bekerja, ia tidak hanya mencari keuntungan pribadi semata, tapi juga bagaimana ia mempekerjakan pegawainya dan memberi tunjangan hidup untuk kehidupan pegawainya dan keluarga mereka, bagaimana seorang penyapu jalan bekerja tidak hanya membersihkan sampah dan daun-daun di jalanan tapi ia pun mengambil bagian dalam menyukseskan kebersihan lingkungan. Itulah Karya, bagaimana seseorang bekerja dengan memberi diri bagi kehidupan bersama yang mendatangkan kesejahteraan. Sejatinya, seorang karyawan adalah seorang yang berkarya yang dapat menghasilkan karya.
Ø  Melayani, merupakan kata kerja, melayani juga terkadang dipresentasikan secara keliru pemaknaanya, ketika seseorang ditanya “apa pekerjaanmu”…”maaf pak, saya tidak bekerja, saya melayani di gereja” jawabnya, apakah ini benar???? Apakah pekerjaan dan melayani merupakan kata yang bertolak belakang? Contoh selanjutnya:kalau istilah melayani dipakai oleh pertamina dengan slogan “Kami Siap melayani anda” berarti memberikan service yang baik, istilah ini juga dipakai oleh sebuah panti pijat yang menawarkan jasa pelayanan massage oleh para pramuria, berarti memberi kepuasan.Bagaimana karya itu dipahami sebagai bagian dari pelayanan. Lah, mana sebenarnya makna yang tepat untuk kata Melayani????
Dalam Alkitab, makna kata melayani pun dipakai dengan makna yang berbeda dan tentunya juga dalam konteks  yang berbeda.
Ada beberapa kata melayani yang dipakai dalam Alkitab: yang pertama adalah Diakoneo, dalam konteks Yesus yaitu melayani orang yang lebih rendah kedudukannya, melayani untuk kepentingan dan kebaikan orang lain melalui apa yang kita miliki.
Yang kedua adalah Deuleo yang artinya menghamba, yang dilakukan oleh seorang doulos atau budak.
Yang ketiga adalah Leitourgeo berarti bekerja untuk kepentingan rakyat, untuk kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi. Orangnya disebut Liturgos. Kata ini juga digunakan dalam rangka beribadah kepada dewa-dewa, yang biasa disebut leitorgiaà hingga kini istilah itu dipakai oleh kita dalam ibadah dengan istilah liturgyà pemaknaannya berganti beribadah kepada Tuhan
Yang keempat, yaitu Latreou  berarti bekerja untuk mendapat latron yaitu gaji atau upahà dan kita ada dalam istilah ini. Lebih dalam lagi kita memaknai bahwa dengan istilah Latreou ini dalam APB dipakai dalam arti menyembah atau beribadah kepada Tuhan, dalam Roma 12:1àbagaimana mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang kudus  (Logike Latreia)
            Semua istilah tersebut digunakan oleh Gereja mula-mula untuk melayani, mengabdi atau menghamba kepata Tuhan dan kepada orang lain, bukan hanya untuk diri sendiri tapi untuk Tuhan dan untuk sesama.
Itulah makna Melayani  yang sesungguhnya, yaitu Pemberian diri bagi Tuhan dan sesama.
Kalau Tema saat ini adalah “Karyawan yang Melayani” pemahaman yang sesuai dari pemaparan diatas adalah seorang yang berkarya bagi Tuhan dan sesama sebagai penyembahan bagi Tuhan dan itu diwujudkan dalam sikap menghamba.
Allahpun berkarya, dari awal kehidupan manusia hingga kini ia tetap berkarya, Karya-Nya nyata dalam pekerjaan-Nya, pekerjaan-Nya yang nyata adalah melalui (dari) proses penciptaan hingga kini. Mari kita lihat bersama pemaparannya dalam Kejadian pasal 2: 4b-22

Pemahaman Teks Kejadian 2:4b-22
Nama Allah yang lain diperkenalkan dalam Kej 2:4, nama "Tuhan" (Ibr. _YHWH_, "Yahweh"). Jikalau _Elohim_ (Kej 1:1) merupakan nama Allah yang umum, yang menekankan kebesaran dan kuasa-Nya
"Tuhan" adalah nama pribadi dan perjanjian yang dengannya Allah menyatakan diri kepada umat-Nya. Dalam penyataan nama perjanjian Allah ini terkandung kasih setia-Nya, perhatian akan keselamatan manusia, serta kedekatan dan kehadiran-Nya yang setia bersama umat-Nya. Nama pribadi ini dipakai dalam situasi ketika Dia dilihat dalam hubungan langsung dengan umat-Nya atau dengan alam. Bila kata-kata "Tuhan Allah" dipakai bersamaan, maka nama tersebut mengacu kepada Pencipta mahakuasa yang telah memasuki hubungan perjanjian dengan umat manusia
Kej 2:7Pemberian hidup kepada manusia dilukiskan sebagai akibat dari tindakan Allah yang khusus, berbeda dengan penciptaan makhluk hidup lainnya. Allah secara khusus memberikan hidup dan nafas kepada manusia pertama, yang menunjukkan bahwa hidup manusia lebih tinggi dan berhakikat lain daripada bentuk kehidupan lain dan bahwa ada hubungan unik antara hidup ilahi dengan hidup manusia (bd. Kej 1:26-27). Allah merupakan sumber pokok dari hidup umat manusia.
Membuat Taman Eden (Kej 2:8)
Taman Eden terletak dekat dataran Sungai Efrat dan Tigris (lih. ayat Kej 2:14). Beberapa orang beranggapan taman ini letak di wilayah selatan Irak sekarang; yang lain beranggapan bahwa data Alkitab (ayat Kej 2:10-14) kurang memadai untuk menentukan tempat yang tepat.
[2:9]Menumbuhkan  POHON KEHIDUPAN ( Kej 2:9)
Dua pohon di taman ini memiliki kepentingan khusus.
1) "Pohon kehidupan" mungkin dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kematian jasmaniah. Pohon ini dikaitkan dengan hidup kekal dalam Kej 3:22 (bd. Wahy 2:7). Umat Allah akan menikmati pohon kehidupan di langit baru dan bumi baru (Wahy 2:7; 22:2).
2) Pohon "pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat" dirancang untuk menguji iman dan ketaatan Adam kepada Allah dan firman-Nya
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk moral dengan kemampuan untuk memilih secara bebas untuk mengasihi dan menaati sang Pencipta, atau untuk tidak menaati dan memberontak kepada kehendak-Nya.
[2:15]MENEMPATKAN Manusia DALAM TAMAN EDEN. (Kej 2:15)
Pada saat ini Adam selaku manusia pertama kudus, bebas dosa dan dalam hubungan yang sempurna dengan Allah. Adam merupakan puncak ciptaan Allah dan diberikan tanggung jawab untuk bekerja di bawah pengarahan Allah dalam memelihara ciptaan-Nya ini. Hubungan harmonis di antara Allah dengan manusia ini hilang karena Adam dan Hawa tidak taat
[2:16]TUHAN ALLAH MEMBERI PERINTAH KEPADA MANUSIA. (Kej 2:16)
Sejak awal sejarah umat manusia terikat dengan Allah melalui iman dan ketaatan kepada Firman-Nya sebagai kebenaran mutlak.
1) Hidup melalui iman dan ketaatan diberikan sebagai prinsip pengatur di dalam hubungan Adam dengan Allah di taman Eden. Adam diingatkan bahwa dia akan mati jikalau melanggar kehendak Allah dan memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (ayat Kej 2:17). Ancaman kematian ini harus diterima dengan iman berdasarkan firman Allah karena Adam belum melihat kematian manusia.
2) Perintah Allah (ayat Kej 2:16-17) diberikan kepada Adam sebagai ujian moral. Perintah itu menempatkan di hadapannya suatu pilihan yang tegas dan sengaja untuk percaya dan taat, atau tidak percaya dan tidak menaati kehendak Penciptanya.
3) Selama Adam mempercayai firman Allah dan taat, dia akan terus memiliki hidup kekal dan hubungan yang bahagia dengan Allah Jikalau dia berdosa karena tidak taat, dia akan menuai bencana moral dan kematian
Tuhan Allah Membentuk…..( Kej 2:18-22)
Wanita diciptakan untuk menjadi rekan yang mengasihi dan menolong laki-laki. Selaku rekan ia harus bersama-sama menanggung tanggung jawab laki-laki dan bekerja sama dengannya dalam memenuhi maksud Allah bagi kehidupan laki-laki dan keluarga mereka.

Pemahaman Teologi
Kalau kita mau melihat bahwa dari Kisah Kejadian 2 ini, proses Kerja Allah lebih nyata. Coba kita perhatikan Allah terus sibuk bekerja dengan penggunaan banyaknya kata kerja dalam setiap ayat dari pasal 2: ‘Menjadikan langit dan bumi (ay.4)”, “Belum menurunkan hujan” (ay.5), membentuk manusia dari debuh tanah  & menghembuskan nafas (ay.7), “membuat taman” (ayat 8), “ditempatkannya manusia” (ay.8). “menumbuhkan berbagai-bagai pohon” (ay.9), “mengambil manusia dan menempatkannya” (ay.15), “memberi perintah”  (ay.16), “membentuk dari tanah” (ay.19), “dibawaNyalah” (ay.19), membuat manusia itu tidur (ay.21). dibangunNyalah seorag perempuan (ay.22), dibawaNya kepada manusia” (ay.22)
Dapat dikatakan bahwa Allah adalah Allah yang bekerja, Allah adalah Allah yang aktif berkarya, Allah adalah aktif. Berbagai macam kata kerja yang dipakai untuk menunjukkan karya Allah yang senantiasa berbuat bagi manusia, melakukan sesuatu bagi umat-Nya: yaitu menciptakan, memelihara, membimbing, mengajar, menolong, membela, mendengarkan, memperhatikan, memberi, enegur, menghukum, mengampuni, menyuruh, menopang, mengutus, mengarunikan, menyelamatkan, menyertai, menunjukkan, mendidik, menebus, menuntun, melindungi, memegang, menaungi, memulihkan, menyinari, menguatkann, menyembuhkan, dan seterusnya…..
Yang menarik juga adalah ketika proses penciptaan dilakukan oleh Allah, hal pertama yang dibberikan oleh Allah kepada Adam bukanlah pendamping, tetapi tanggung jawab menjadi mitra sekerja Allah untuk memelihara dan mengusahakan taman Eden.
Allah adalah Allah yang berkarya, Ia berkarya untuk kita, Ia berkarya melalui Firman-Nya, Ia bekerja melalu PutraNya, Ia berkarya melalui RohNya. Yesus mengatakan dalam Yoh. 5:17, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang maka akupun bekerja juga” . Allah bekerja menghidupi kita dan memelihara kehidupan ini bagi kita.
Kita juga harus bekerja untuk menghasilkan karya. Tentunya Karya yang Indah di hadapan Tuhan dan karya yang berguna dalam hidup bersama orang lain.


Penerapan
1.      Manusia Bekarya karena Allah telah lebih dulu Berkarya
Telah dijelaskan dalam pemaparan di atas bahwa Allah sejak awal Penciptaan, Ia telah bekerja, Ia tidak hanya menciptakan tapi Ia mengatur dan memelihara ciptaanNya, itulah karyaNya dalam hidup kita sebagai ciptaan-Nya. Kita pun dituntut untuk berkarya dalam pekerjaan kita. Kita bekerja untuk menghasilkan karya bukan hanya menghasilkan uang. Allah bekerja untuk kita, demikian pula kita bekerja untuk menyatakan kemuliaan Allah. setiap kerja, setiap karya yakini sebagai kerja Allah, dan kita sebagai pelakunya, keryawan, pekerja adalah Pekerja Allah. Apapun pekerjaan kita, kita adalah Pekerja Allah. kita bekerja bukan karena kita kuat dan mampu, kita bekerja karena Allah lebih dulu telah bekerja, dan Ia pun menjadikan segala sesuatunya baik dan indah. Begitupun kita ketika kita bekerja, kita pun harus menghasilkan karya yang indah dan baik dalam Tuhan Allah.
2.      Karyawan adalah Pelayan yang Menghambaà tugas tanggung jawab manusia
Apapun jabatan seorang karyawan dalam pekerjaannya, sebagai seorang Percaya ia adalah seorang pelayan. Mengapa? Karena dasarnya adalah Yesus dan kita belajar dari Allah dalam Yesus Kristus. Yesus melakukan pekerjaanNya sebagai wujud pelayananNya. Seluruh Hidup Yesus  ditandai oelh jiwa melayani, tujuan hidupNya adalah pelayanan. Isi hidupNya bukan dilayani melainkan melayani. Jiwa Kristus adalah melayani dan menghamba. Itulah juga jiwa kita sebagai pengikutNya yaitu melayani dan menghamba. Kita dipanggil untuk melayani, tiap orang percaya, tanpa kecuali, adalah pelayan Tuhan, yang harus melayani Tuhan dalam setiap tugas dan tanggung jawab kerja dan karya. Memang tidak mudah, tidak hanya di gereja,  tapi juga dalam seluruh kerja dan karya kita. tidak hanya berbuat ini dan itu, melayani berarti mengosongkan diri dan menempatkan kepentingan sendiri di bawah kepentingan Tuhan dan kepentingan bersama. Artinya sebagai karyawan yang melayani kita harus memberi diri dengan berkarya serta bekerja penuh ketulusan, kejujuran, keadilan, kebenaran dan kebaikan berdasarkan kehendak Allah.
3.      Kita berkarya agar dapat menyatakan damai sejahtera Allah dalam hidup sesama
Untuk apa kita bekerja/berkarya? Apakah kita bekerja/berkarya untuk makan?ataukah makan untuk bekerja/bekerja?...apakah kita bekerja/berkarya untuk mencari nafkah? Apakah sesempit itu tujuan kita bekerja? Kita diciptakan oleh Allah dengan martabat dan hati nurani, dan itu ada dalam diri kita.  martabat dan hati nurani tak akan bekerja apabilah kita hanya bersantai-santai. Kita harus bekerja mengktualkan apa yang kita miliki. Artinya, Kita bekerja/berkarya agar kita  jadi berarti dan memberi arti. Punya arti dan memberi arti bisa dilakukan setiap orang, betapapun “kecilnya” pekerjaannya. Pekerjaan yang tampak kecil mempunyai dampak besar. Seorang tukang sapu, tidak hanya melakukan pekerjaannya menyapu jalan, tetapi ia memberikan kebersihan di jalanan kota. Apa yang dilakukan seorang ayah dengan bekerja tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan hidup anak-anak, tapi mempersiapkan masa depan mereka, apa yang dilakukan oleh seorang tukang bangunan bukan hanya menyusun bata, tapi membuat rumah/gedung, yang dilakukan seorang dokter bukan hanya memeriksa dan memberi obat, tapi memberikan kesembuhan fisik pada pasien. Kita berkarya/bekerja karena hidup ini mempunyai arti. Itulah karya kita, supaya hidup ini memberi arti bagi sesama. Memiliki bela rasa, menempatkan pikiran dan diri kita pada perasaan sesama. Sehingga kita mampu membawa damai sejahtera bagi sesama.

-Diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan bagi PelKat PKB dengan memperhatikan bahan PA yang sudah dipaparkan-


Jakarta, Vik. FMB







MemuLai

memuLai....terasa berat rasanya untuk memuLai, tapi mmg harus di muLai, spy bs d jalani, di alami, d lalui dan bisa puLa sampai mengakhiri....
n it's Me...reaL me...aq memuLainya...memuLai semuanya dR awal...
menata haTi tanpanya...tp akan seLalu bersama Nya....(selalu ada 'Nya', meskipun tlah tiada 'nya')
smo9a aq bs mnuLis semua,,smw dpt q tuLis...:)