Pemahaman Alkitab
PELKAT PKB GPIB “SHALOM”
28 Juni 2011
“KARYAWAN YANG MELAYANI”
Sebuah analisa serta pemahaman Teologis-kritis terhadap peran Persekutuan Kaum Bapak saat berkarya dalam pelayanan dan melayani dalam berkarya
Tujuan Pengajaran:
1. Agar warga jemaat (PKB) mengerti tujuan Allah dalam kehidupannya
2. Agar warga jemaat (PKB) memahami dan menghayati bahwa Allah yang berkarya juga menginginkan umat-Nya untuk berkarya
3. Agar warga jemaat (PKB) didorong menerapkan karya/kerja sebagai bentuk pelayanan kepada Tuhan dan sesama yang membawa Damai Sejahtera
Bacaan Alkitab: Kejadian 2:4a-22
Pemahaman dan Pekmaknaan Tema
Ada dua hal yang perlu disoroti dalam tema PA oleh PelKat PKB GPIB “SHALOM” yaitu kata Karyawan dan kata Melayani, sebelum kita masuk pada pemaknaan Alkitab, kita memahami terlebih dulu 2 kata di atas:
Ø Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, Karyawan adalah: orang yg bekerja pd suatu lembaga (kantor, perusahaan, dsb) dng mendapat gaji (upah); pegawai; pekerja; secara etimologis, Kata Karyawan berasal dari 2 suku kata yaitu Karya dan Wan. Karyaà berarti pekerjaan, hasil perbuatan; buatan, ciptaan sedangkan Wanà berarti tuan, malini (male), mempunyai bentuk maskulin bisa dikatakan laki-laki.
Jadi, dapat dikatakan pengertian Karyawan adalah seseorang (pria) melakukan sesuatu pekerjaan dan bekerja untuk menghasilkan sesuatu karya. Artinya kerja adalah bagian dari karya. Bisa dipahami seperti ini, seorang penulis buku, pekerjaannya adalah menulis, setiap hari ia menulis, tetapi karyanya sebagai penulis buku, dapat terlihat konkrit adalah ketika ia boleh menghasilkan sebuah buku. Bukan hanya lembar demi lembar tulisannya yang menjadi pekerjaannya sehari-hari. Karya akan nampak ketika seseorang menghasilkan sesuatu dari pekerjaannya.
Sesuatu yang dikerjakan dan menghasilkan sesuatu oleh Karyawan tentunya mengikutsertakan pikiran, tenaga dan waktu dan harusnya hasilnya adalah sebuah karya. Nah, yang menjadi persoalan adalah ketika seorang karyawan kurang menyadari betul hasil yang ia peroleh dari pekerjaannya yang dikatakan sebagai suatu karya. Sebab orientasi yang paling umum dicari dan diinginkan hanyalah Uang (Materi) yang hanya dapat memenuhi kebutuhan manusia secara lahiriah semata, secara ragawi, dan jasmani. Kurang menyentuh kepuasan batin dan hati nurani. Sehingga mengapa semakin maraknya kita jumpai para koruptor, karyawan yang menjadi ‘penjilat’, karyawan yang hanya bekerja duduk main game dari pagi hingga sore, karyawan yang hanya sibuk mencari nasi bukan ‘menghidupkan’ anak istri, karyawan yang hanya menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi, karyawan tak dapat memberi diri dan mengabdikan diri. Namun, di sisi lain kita juga menemukan Karyawan yang mengabdikan diri, bagaimana seorang guru ia bekerja sebagai pengajar, namun ia pun berkarya menghasilkan murid-murid yang menjadi berpendidikan. Bagaimana seorang penyanyi di caffe bekerja melalui malam demi malam, ia tidak hanya sekedar mencari uang, tapi juga menghibur pendengar lewat suaranya yang merdu, bagaimana juga seorang pengusaha bekerja, ia tidak hanya mencari keuntungan pribadi semata, tapi juga bagaimana ia mempekerjakan pegawainya dan memberi tunjangan hidup untuk kehidupan pegawainya dan keluarga mereka, bagaimana seorang penyapu jalan bekerja tidak hanya membersihkan sampah dan daun-daun di jalanan tapi ia pun mengambil bagian dalam menyukseskan kebersihan lingkungan. Itulah Karya, bagaimana seseorang bekerja dengan memberi diri bagi kehidupan bersama yang mendatangkan kesejahteraan. Sejatinya, seorang karyawan adalah seorang yang berkarya yang dapat menghasilkan karya.
Ø Melayani, merupakan kata kerja, melayani juga terkadang dipresentasikan secara keliru pemaknaanya, ketika seseorang ditanya “apa pekerjaanmu”…”maaf pak, saya tidak bekerja, saya melayani di gereja” jawabnya, apakah ini benar???? Apakah pekerjaan dan melayani merupakan kata yang bertolak belakang? Contoh selanjutnya:kalau istilah melayani dipakai oleh pertamina dengan slogan “Kami Siap melayani anda” berarti memberikan service yang baik, istilah ini juga dipakai oleh sebuah panti pijat yang menawarkan jasa pelayanan massage oleh para pramuria, berarti memberi kepuasan.Bagaimana karya itu dipahami sebagai bagian dari pelayanan. Lah, mana sebenarnya makna yang tepat untuk kata Melayani????
Dalam Alkitab, makna kata melayani pun dipakai dengan makna yang berbeda dan tentunya juga dalam konteks yang berbeda.
Ada beberapa kata melayani yang dipakai dalam Alkitab: yang pertama adalah Diakoneo, dalam konteks Yesus yaitu melayani orang yang lebih rendah kedudukannya, melayani untuk kepentingan dan kebaikan orang lain melalui apa yang kita miliki.
Yang kedua adalah Deuleo yang artinya menghamba, yang dilakukan oleh seorang doulos atau budak.
Yang ketiga adalah Leitourgeo berarti bekerja untuk kepentingan rakyat, untuk kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi. Orangnya disebut Liturgos. Kata ini juga digunakan dalam rangka beribadah kepada dewa-dewa, yang biasa disebut leitorgiaà hingga kini istilah itu dipakai oleh kita dalam ibadah dengan istilah liturgyà pemaknaannya berganti beribadah kepada Tuhan
Yang keempat, yaitu Latreou berarti bekerja untuk mendapat latron yaitu gaji atau upahà dan kita ada dalam istilah ini. Lebih dalam lagi kita memaknai bahwa dengan istilah Latreou ini dalam APB dipakai dalam arti menyembah atau beribadah kepada Tuhan, dalam Roma 12:1àbagaimana mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang kudus (Logike Latreia)
Semua istilah tersebut digunakan oleh Gereja mula-mula untuk melayani, mengabdi atau menghamba kepata Tuhan dan kepada orang lain, bukan hanya untuk diri sendiri tapi untuk Tuhan dan untuk sesama.
Itulah makna Melayani yang sesungguhnya, yaitu Pemberian diri bagi Tuhan dan sesama.
Kalau Tema saat ini adalah “Karyawan yang Melayani” pemahaman yang sesuai dari pemaparan diatas adalah seorang yang berkarya bagi Tuhan dan sesama sebagai penyembahan bagi Tuhan dan itu diwujudkan dalam sikap menghamba.
Allahpun berkarya, dari awal kehidupan manusia hingga kini ia tetap berkarya, Karya-Nya nyata dalam pekerjaan-Nya, pekerjaan-Nya yang nyata adalah melalui (dari) proses penciptaan hingga kini. Mari kita lihat bersama pemaparannya dalam Kejadian pasal 2: 4b-22
Pemahaman Teks Kejadian 2:4b-22
Nama Allah yang lain diperkenalkan dalam Kej 2:4, nama "Tuhan" (Ibr. _YHWH_, "Yahweh"). Jikalau _Elohim_ (Kej 1:1) merupakan nama Allah yang umum, yang menekankan kebesaran dan kuasa-Nya
"Tuhan" adalah nama pribadi dan perjanjian yang dengannya Allah menyatakan diri kepada umat-Nya. Dalam penyataan nama perjanjian Allah ini terkandung kasih setia-Nya, perhatian akan keselamatan manusia, serta kedekatan dan kehadiran-Nya yang setia bersama umat-Nya. Nama pribadi ini dipakai dalam situasi ketika Dia dilihat dalam hubungan langsung dengan umat-Nya atau dengan alam. Bila kata-kata "Tuhan Allah" dipakai bersamaan, maka nama tersebut mengacu kepada Pencipta mahakuasa yang telah memasuki hubungan perjanjian dengan umat manusia
Kej 2:7Pemberian hidup kepada manusia dilukiskan sebagai akibat dari tindakan Allah yang khusus, berbeda dengan penciptaan makhluk hidup lainnya. Allah secara khusus memberikan hidup dan nafas kepada manusia pertama, yang menunjukkan bahwa hidup manusia lebih tinggi dan berhakikat lain daripada bentuk kehidupan lain dan bahwa ada hubungan unik antara hidup ilahi dengan hidup manusia (bd. Kej 1:26-27). Allah merupakan sumber pokok dari hidup umat manusia.
Membuat Taman Eden (Kej 2:8)
Taman Eden terletak dekat dataran Sungai Efrat dan Tigris (lih. ayat Kej 2:14). Beberapa orang beranggapan taman ini letak di wilayah selatan Irak sekarang; yang lain beranggapan bahwa data Alkitab (ayat Kej 2:10-14) kurang memadai untuk menentukan tempat yang tepat.
Dua pohon di taman ini memiliki kepentingan khusus.
1) "Pohon kehidupan" mungkin dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kematian jasmaniah. Pohon ini dikaitkan dengan hidup kekal dalam Kej 3:22 (bd. Wahy 2:7). Umat Allah akan menikmati pohon kehidupan di langit baru dan bumi baru (Wahy 2:7; 22:2).
2) Pohon "pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat" dirancang untuk menguji iman dan ketaatan Adam kepada Allah dan firman-Nya
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk moral dengan kemampuan untuk memilih secara bebas untuk mengasihi dan menaati sang Pencipta, atau untuk tidak menaati dan memberontak kepada kehendak-Nya.
MENEMPATKAN Manusia DALAM TAMAN EDEN. (Pada saat ini Adam selaku manusia pertama kudus, bebas dosa dan dalam hubungan yang sempurna dengan Allah. Adam merupakan puncak ciptaan Allah dan diberikan tanggung jawab untuk bekerja di bawah pengarahan Allah dalam memelihara ciptaan-Nya ini. Hubungan harmonis di antara Allah dengan manusia ini hilang karena Adam dan Hawa tidak taat
Sejak awal sejarah umat manusia terikat dengan Allah melalui iman dan ketaatan kepada Firman-Nya sebagai kebenaran mutlak.
1) Hidup melalui iman dan ketaatan diberikan sebagai prinsip pengatur di dalam hubungan Adam dengan Allah di taman Eden. Adam diingatkan bahwa dia akan mati jikalau melanggar kehendak Allah dan memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (ayat Kej 2:17). Ancaman kematian ini harus diterima dengan iman berdasarkan firman Allah karena Adam belum melihat kematian manusia.
2) Perintah Allah (ayat Kej 2:16-17) diberikan kepada Adam sebagai ujian moral. Perintah itu menempatkan di hadapannya suatu pilihan yang tegas dan sengaja untuk percaya dan taat, atau tidak percaya dan tidak menaati kehendak Penciptanya.
3) Selama Adam mempercayai firman Allah dan taat, dia akan terus memiliki hidup kekal dan hubungan yang bahagia dengan Allah Jikalau dia berdosa karena tidak taat, dia akan menuai bencana moral dan kematian
Wanita diciptakan untuk menjadi rekan yang mengasihi dan menolong laki-laki. Selaku rekan ia harus bersama-sama menanggung tanggung jawab laki-laki dan bekerja sama dengannya dalam memenuhi maksud Allah bagi kehidupan laki-laki dan keluarga mereka.
Pemahaman Teologi
Kalau kita mau melihat bahwa dari Kisah Kejadian 2 ini, proses Kerja Allah lebih nyata. Coba kita perhatikan Allah terus sibuk bekerja dengan penggunaan banyaknya kata kerja dalam setiap ayat dari pasal 2: ‘Menjadikan langit dan bumi (ay.4)”, “Belum menurunkan hujan” (ay.5), membentuk manusia dari debuh tanah & menghembuskan nafas (ay.7), “membuat taman” (ayat 8), “ditempatkannya manusia” (ay.8). “menumbuhkan berbagai-bagai pohon” (ay.9), “mengambil manusia dan menempatkannya” (ay.15), “memberi perintah” (ay.16), “membentuk dari tanah” (ay.19), “dibawaNyalah” (ay.19), membuat manusia itu tidur (ay.21). dibangunNyalah seorag perempuan (ay.22), dibawaNya kepada manusia” (ay.22)
Dapat dikatakan bahwa Allah adalah Allah yang bekerja, Allah adalah Allah yang aktif berkarya, Allah adalah aktif. Berbagai macam kata kerja yang dipakai untuk menunjukkan karya Allah yang senantiasa berbuat bagi manusia, melakukan sesuatu bagi umat-Nya: yaitu menciptakan, memelihara, membimbing, mengajar, menolong, membela, mendengarkan, memperhatikan, memberi, enegur, menghukum, mengampuni, menyuruh, menopang, mengutus, mengarunikan, menyelamatkan, menyertai, menunjukkan, mendidik, menebus, menuntun, melindungi, memegang, menaungi, memulihkan, menyinari, menguatkann, menyembuhkan, dan seterusnya…..
Yang menarik juga adalah ketika proses penciptaan dilakukan oleh Allah, hal pertama yang dibberikan oleh Allah kepada Adam bukanlah pendamping, tetapi tanggung jawab menjadi mitra sekerja Allah untuk memelihara dan mengusahakan taman Eden.
Allah adalah Allah yang berkarya, Ia berkarya untuk kita, Ia berkarya melalui Firman-Nya, Ia bekerja melalu PutraNya, Ia berkarya melalui RohNya. Yesus mengatakan dalam Yoh. 5:17, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang maka akupun bekerja juga” . Allah bekerja menghidupi kita dan memelihara kehidupan ini bagi kita.
Kita juga harus bekerja untuk menghasilkan karya. Tentunya Karya yang Indah di hadapan Tuhan dan karya yang berguna dalam hidup bersama orang lain.
Penerapan
1. Manusia Bekarya karena Allah telah lebih dulu Berkarya
Telah dijelaskan dalam pemaparan di atas bahwa Allah sejak awal Penciptaan, Ia telah bekerja, Ia tidak hanya menciptakan tapi Ia mengatur dan memelihara ciptaanNya, itulah karyaNya dalam hidup kita sebagai ciptaan-Nya. Kita pun dituntut untuk berkarya dalam pekerjaan kita. Kita bekerja untuk menghasilkan karya bukan hanya menghasilkan uang. Allah bekerja untuk kita, demikian pula kita bekerja untuk menyatakan kemuliaan Allah. setiap kerja, setiap karya yakini sebagai kerja Allah, dan kita sebagai pelakunya, keryawan, pekerja adalah Pekerja Allah. Apapun pekerjaan kita, kita adalah Pekerja Allah. kita bekerja bukan karena kita kuat dan mampu, kita bekerja karena Allah lebih dulu telah bekerja, dan Ia pun menjadikan segala sesuatunya baik dan indah. Begitupun kita ketika kita bekerja, kita pun harus menghasilkan karya yang indah dan baik dalam Tuhan Allah.
2. Karyawan adalah Pelayan yang Menghambaà tugas tanggung jawab manusia
Apapun jabatan seorang karyawan dalam pekerjaannya, sebagai seorang Percaya ia adalah seorang pelayan. Mengapa? Karena dasarnya adalah Yesus dan kita belajar dari Allah dalam Yesus Kristus. Yesus melakukan pekerjaanNya sebagai wujud pelayananNya. Seluruh Hidup Yesus ditandai oelh jiwa melayani, tujuan hidupNya adalah pelayanan. Isi hidupNya bukan dilayani melainkan melayani. Jiwa Kristus adalah melayani dan menghamba. Itulah juga jiwa kita sebagai pengikutNya yaitu melayani dan menghamba. Kita dipanggil untuk melayani, tiap orang percaya, tanpa kecuali, adalah pelayan Tuhan, yang harus melayani Tuhan dalam setiap tugas dan tanggung jawab kerja dan karya. Memang tidak mudah, tidak hanya di gereja, tapi juga dalam seluruh kerja dan karya kita. tidak hanya berbuat ini dan itu, melayani berarti mengosongkan diri dan menempatkan kepentingan sendiri di bawah kepentingan Tuhan dan kepentingan bersama. Artinya sebagai karyawan yang melayani kita harus memberi diri dengan berkarya serta bekerja penuh ketulusan, kejujuran, keadilan, kebenaran dan kebaikan berdasarkan kehendak Allah.
3. Kita berkarya agar dapat menyatakan damai sejahtera Allah dalam hidup sesama
Untuk apa kita bekerja/berkarya? Apakah kita bekerja/berkarya untuk makan?ataukah makan untuk bekerja/bekerja?...apakah kita bekerja/berkarya untuk mencari nafkah? Apakah sesempit itu tujuan kita bekerja? Kita diciptakan oleh Allah dengan martabat dan hati nurani, dan itu ada dalam diri kita. martabat dan hati nurani tak akan bekerja apabilah kita hanya bersantai-santai. Kita harus bekerja mengktualkan apa yang kita miliki. Artinya, Kita bekerja/berkarya agar kita jadi berarti dan memberi arti. Punya arti dan memberi arti bisa dilakukan setiap orang, betapapun “kecilnya” pekerjaannya. Pekerjaan yang tampak kecil mempunyai dampak besar. Seorang tukang sapu, tidak hanya melakukan pekerjaannya menyapu jalan, tetapi ia memberikan kebersihan di jalanan kota. Apa yang dilakukan seorang ayah dengan bekerja tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan hidup anak-anak, tapi mempersiapkan masa depan mereka, apa yang dilakukan oleh seorang tukang bangunan bukan hanya menyusun bata, tapi membuat rumah/gedung, yang dilakukan seorang dokter bukan hanya memeriksa dan memberi obat, tapi memberikan kesembuhan fisik pada pasien. Kita berkarya/bekerja karena hidup ini mempunyai arti. Itulah karya kita, supaya hidup ini memberi arti bagi sesama. Memiliki bela rasa, menempatkan pikiran dan diri kita pada perasaan sesama. Sehingga kita mampu membawa damai sejahtera bagi sesama.
-Diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan bagi PelKat PKB dengan memperhatikan bahan PA yang sudah dipaparkan-
Jakarta, Vik. FMB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar