Pemahaman Alkitab
PELKAT PKP GPIB “SHALOM”
01 Juli 2011
“Hidup Konsumtif? No Way”
Suatu pemahaman Teologis-etis bagi Persekutuan Kaum Perempuan dalam menatakelola Berkat Tuhan
Tujuan Pengajaran:
1. Agar warga Jemaat (PKP) mengerti Tujuan Allah melalui pemeberian-Nya
2. Agar warga jemaat (PKP) memahami dan menghayati akan Berkat yang Allah nyatakan harus digunakan secara bertanggung jawab
3. Agar warga jemaat (PKP) didorong untuk selalu mengucap syukur atas setiap berkat yang diperoleh
Bacaan Alkitab: I Petrus 3:1-6
Penngantar
Ada kisah seorang wanita kaya sedang berjalan-jalan ketika di datangi seorang wanita tunawisma yang namapak kotor yang meminta uang Rp.5000,- untuk makan malam. Lalu sang wanita kaya itu mengeluarkan dompet dan mengambil uang 5 lembar Rp.100.000,00= Rp.500.000,00 lalu bertnya, “jika saya memberikan uang ini, maukah kau membeli perhiasan ketimbang makan malam?” “tidak, saya sudah tidak pernah memakai perhiasan lagi bertahun-tahun yang lalu,” ujar wanita tunawisma itu. “kalau begitu maukah kau menggunakannya untuk belanja ketimbang membeli keperluan penting lainnya?” Tanya wanita kaya itu, “tidak, saya tidak mau menghabiskan waktu untuk belanja” ujar wanita itu.”saya harus melanjutkan semua waktu untuk bertahan hidup.” “ehmmm,,kalau begitu maukah engkau menghabiskan uang yang saya beri ini di salon kecantikan ketimbang membeli makanan?” Tanya sang wanita kaya. “apakah anda gila nyonya?” jawab wanita tunawisma tsb.”saya sudah tidak lagi merawat rambut saya kurang lebih 20 tahun”
Lalu sang wanita kaya berkat, “baiklah kalau begitu, saya akan membawamu kepada suami saya”…”tunawisma itu menjawab: “apa,nyonya apakah anda tidak melihat diri saya ini, saya sangat kotor, pasti suami anda akan jijik melihat saya”
“justru karena itu saya mengajak anda bertemu suami saya, saya ingin tunjukkan apa jadinya seorang wanita yang tidak pernah ke salaon, belanja, menghabiskan waktu untuk shopping, beli perhiasan, jadinya akan seperti anda ini”
Apa makna dari cerita di atas? Kebanyakan perempuan lebih ingin kelihatan cantik daripada kelihatan berhikmat/pintar, sebab lelaki lebih pandai memilih daripada menilai. Kebanyakan kita perempuan lebih memperhatikan tampilan fisik, belanja, ngemall, dan akhirnya terjebak pada budaya hidup konsumtif. Lebih pada kepuasan fisik, bukan batiniah.
Konsumtif dari Kamus besar bahasa Indonesia . Konsumtif berasal dari kata dasar Konsumsi yang berarti pemakaian barang hasil produksi (bahan pakaian, makanan, dsb); 2 a barang-barang yg langsung memenuhi keperluan hidup kita; Sedangkan untuk arti kata konsumtif sendiri perilaku yang bersifat konsumsi (hanya memakai, tidak menghasilkan sendiri):; 2 bergantung pd hasil produksi pihak lain.
Secara sederhana perilaku Konsumtif adalah suatu tindakan yang hanya sekedar memakai, membeli secara berlebihan, tanpa menghasilkan sendiri, yang mengarah pada kemewahan, dan berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal dan memberikan kepuasaan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata.
Adapun Menurut seorang pakar ekonomi bahwa seseorang yang konsumtif mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Membeli produk untuk menjaga status, penampilan, dan gengsi.
2. Memakai sebuah produk karena adanya unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan produk tersebut.
3. Adanya penilaian bahwa dengan memakai atau membeli produk dengan harga yang mahal akan menimbulkan rasa percaya diri.
4. Membeli produk dengan pertimbangan harga bukan karena manfaat dan kegunaannya.
5. Membeli karena kemasan produk yang menarik.
6. Membeli produk karena iming-iming hadiah.
7. Mencoba produk sejenis dengan dua merk yang berbeda.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif merupakan suatu perilaku membeli barang-barang dan jasa yang sifatnya kurang diperlukan dan hanya mementingkan faktor keinginan dan kesenangan dibandingkan dengan faktor kebutuhan.
Apakah kita pernah berperilaku seperti ini?sebagai perempuan, ya pasti kita mempunyai naluri belanja, jalan-jalan, shopping. Hal itu tidaklah salah, namun akan keliru ketika seluruh hidup kita orientasinya hanya belanja, apalagi yang tidak perlu. Seorang Perempuan Kristiani, seorang istri, seorang ibu harus menggunakan uang dengan penuh hikmat. Jangan hedonis dan konsumtif.
Saat ini kita akan memaknai lebih jauh bagaimana seorang perempuan, istri, ibu, dapat memaknai perannya dalam seluruh tugas tanggung jawab kehidupan secara Alkitabiah tanpa berperilaku konsumtif.
Pemahaman Teks I Petrus 3:1-6
Petrus memberi tahu bagaimana seorang istri harus bertindak supaya menuntun suaminya yang belum selamat kepada Kristus.
1) Dia harus tunduk kepada suaminya dan mengakui kepemimpinannya dalam keluarga (Ef 5:22).
2) Dia harus berkelakuan murni dan saleh, disertai sikap lembut dan tenang (ayat 1Pet 3:2-4;
1Ptr 3:3-4 - PERHIASANMU IALAH MANUSIA BATINIAH. Nas : 1Pet 3:3-4 Perhiasan yang terlalu mencolok atau mahal bertentangan dengan sikap kesederhanaan yang diinginkan Allah dari seorang istri Kristen
Perhiasan yang terlalu mencolok atau mahal bertentangan dengan sikap kesederhanaan yang diinginkan Allah dari seorang istri Kristen (1Tim 2:9).
1) Yang dinilai tinggi oleh Allah di dalam diri seorang istri Kristen ialah sikap yang lemah lembut dan tenang (bd. Mat 11:29; 21:5) yang berusaha untuk memuliakan Dia dengan menyerahkan dirinya untuk menolong suami dan keluarganya mencapai kehendak Allah dalam hidup mereka.
(a) Kata sifat "lembut" menggambarkan suatu sikap sederhana yang terungkap dalam kerendahan hati yang halus dan kepedulian terhadap orang lain (bd. Mat 5:5; 2Kor 10:1; Gal 5:23).
(b) Kata sifat "tenteram" menunjuk kepada suatu sikap yang tidak riuh dan tidak menimbulkan keributan. Dengan kata lain, Allah menyatakan bahwa kecantikan yang sejati adalah soal sifat dan bukan hiasan.
2) Istri-istri Kristen harus tetap setia kepada Kristus dan Firman-Nya di dalam dunia yang dipengaruhi oleh materialisme, gaya-gaya manipulasi, pengutamaan diri, perhatian berlebihan terhadap hal lahiriah, dan menganggap rendah nilai-nilai rumah tangga dan keluarga.
Bahan Diskusi
1. Menurut Ibu-ibu, Apa yang ibu-ibu pahami tentang bacaan kita di ayat yang ke-3?(bisa dijabarkan)
2. Bagaimana pemahaman ibu-ibu tentang kalimat “tunduklah kepada suamimu” di ayat 1?
3. Bagaimana sebanarnya menjadi seorang Perempuan/wanita yang mampu jadi teladan bagi anak-anak, jadi pendamping bagi suami, jadi pengelolan dalam Rumah tangga Krsiten?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar